Sunday, March 14, 2010

Simple != Easy

Mungkin anda pernah membaca slogan berikut:
"Arch Linux, a lightweight and flexible Linux® distribution that tries to Keep It Simple."
Atau kata-kata yang sering muncul:
"It's easy to use"
Keyword dari dua kalimat di atas adalah "simple" dan "easy", yang dalam bahasa Indonesia berarti "sederhana" dan "mudah". Kebanyakan orang mungkin akan menyatakan bahwa jika sesuatu itu sederhana maka ekuivalen dengan kemudahan. Padahal menurut saya itu cukup berbeda.

Hal ini sering saya temukan di milis-milis maupun forum-forum yang saya ikuti yg ada hubungannya dengan penggunaan teknologi open source atau free software. Maksud saya menulis ini hanyalah ingin menjernihkan pengertian akan kederhanaan/simplicity dan easy/kemudahan agar tidak membingungkan orang-orang baru/newbie.

Seperti definisi simple yg dianut arch linux, bahwa kesederhanaan/simplicity itu adalah 'tanpa tambahan, modifikasi, atau kerumitan yang tidak perlu', dan menyediakan struktur dasar UNIX-like ringan yang mengizinkan pengguna untuk membentuk sistemnya sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Singkatnya, elegan, pendekatan minimalis.

Dengan definisi di atas, maka kemudahan bukanlah menjadi kunci utama dalam kesederhanaan yang didefinisikan dalam Arch Linux. Itulah kenapa Arch Linux ditujukan untuk pengguna dengan level kemampuan menengah ke atas. Karena Arch tidak menjadikan kemudahan itu sebagai bumbu utama dalam kesederhanaannya.

Sedangkan mudah atau easy atau kemudahan, lebih menyangkut aspek non teknis. Seperti pada seseorang yang baru saja menggunakan komputer, dibutuhkan antarmuka yang mudah untuk orang tersebut operasikan. Padahal sebenarnya, sistem dalam komputer tersebut tidaklah sesederhana seperti yang ditampilkan. Tetapi, pengguna tidak perlu mengetahui mengenai sederhana atau tidaknya sistem komputer tersebut, yang penting pengguna mudah menggunakannya.

Dari pengertian saya di ataslah, saya berusaha memisahkan kedua poin ini dalam setiap kesempatan yang ada. Seperti saat seseorang bertanya, "enaknya saya pake distro apa yah?". Maka saya akan menjawab sesuai dengan kebutuhan orang tersebut. Dengan terlebih dahulu ditanyakan bagaimana status kemampuannya di linux itu sendiri. Jika orang tersebut awam dan inginkan kemudahan, maka saya akan merekomendasikan distro-distro seperti Ubuntu, OpenSuSE atau BlankOn. Sedangkan jika orang tersebut ingin mengetahui lebih dalam tentang linux dan ingin sistemnya dikustomisasi menjadi sesederhana mungkin sesuai kebutuhannya, maka saya akan rekomendasikan distro-distro seperti Arch Linux atau Gentoo.

Saya harap dengan adanya tulisan ini, para pengguna awam dapat memahami lebih mengenai istilah-istilah yang sering digunakan dalam dunia komputer, linux, dan free/open source.

4 comments:

  1. oOo.. terimakasih ya pak, saya jadi lebih mengerti sekarang. ^_^

    ReplyDelete
  2. nice post,...

    wah,..jadi nambah ilmu nih,...

    tapi menurut saya dengan archlinux lebih mudah untuk menyesuaikan H/W,,,,bener ngga yah?

    ReplyDelete
  3. Kutip:

    Sedangkan mudah atau easy atau kemudahan, lebih menyangkut aspek non teknis. Seperti pada seseorang yang baru saja menggunakan komputer, dibutuhkan antarmuka yang mudah untuk orang tersebut operasikan. Padahal sebenarnya, sistem dalam komputer tersebut tidaklah sesederhana seperti yang ditampilkan. Tetapi, pengguna tidak perlu mengetahui mengenai sederhana atau tidaknya sistem komputer tersebut, yang penting pengguna mudah menggunakannya.

    Hebat, Pak. Saya baru kali ini nemu penjelasan demikian. Saya sendiri mikir begitu tetapi susah mengungkapkan dalam kata-kata. Suka sekali saya ketemu Slacker :)

    Salam hangat dan jabat erat,

    Ade Malsasa Akbar
    http://malsasa.tk

    ReplyDelete
  4. Sungguh, saya terinspirasi isi pikiran Anda di sini. Saya senang sekali.

    Sampai-sampai saya kepikiran ini terus (mudah!=sederhana) pas perjalanan. Saya senang sekali.

    Sampai-sampai ini saya perbincangkan di #ubuntu-indonesia.

    ReplyDelete